Subject: Re: anti christ |
Author:
pakdenono
|
[
Next Thread |
Previous Thread |
Next Message |
Previous Message
]
Date Posted: 13:27:30 02/06/06 Mon
In reply to:
kristen sadarlah
's message, "Re: anti christ" on 14:06:34 06/29/04 Tue
buku benjamin Keldani bisa didownload dlm bentuk file chm di: http://www.pakdenono.com/keldani.htm...
>>ohhh jadi kristus di utus untuk memecah belah orang
>>toh...
>>
>>ih... kacian amat ya.... jadi berarti kristus adalah
>>teroris dongTENTANG SANG PENCIPTA, KITAB SUCI DAN
>PARA NABI
>Oleh PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI, B.D. (Wafat
>1940)
>Dahulu Uskup Katholik Roma di Uramiah, Kaldea
>
>-------------------------------------------------------
>-------------------------
>
>Alih Bahasa Oleh: H.W. Pienandoro SH
>
>-------------------------------------------------------
>-------------------------
>
>B. MUHAMMAD DALAM PERJANJIAN BARU
>
>Bab 20.
>
>YANG DIMAKSUD DENGAN "ANAK MANUSIA" DALAM APOCALYPSE
>(WAHYU) ADALAH NABI MUHAMMAD SAW
>
>Dalam artikel saya terdahulu telah saya tunjukkan
>bahwa "Anak Manusia" yang diceriterakan dalam wahyu
>Yahudi bukanlah Jesus Kristus, dan bahwa Jesus tidak
>pernah mengasumsikan sebutan itu bagi dirinya sendiri,
>karena jika demikian maka beliau hanya akan menjadikan
>dirinya bahan tertawaan di mata para pendengarnya.
>
>Hanya ada dua jalan yang terbuka baginya; mengingkari
>ramalan tentang Al Masih dan visi wahyu tentang
>Barnasha itu sebagai pemalsuan dan legenda saja, atau
>untuk menegaskan kebenaran wahyu itu dan sekaligus
>dirinya sendiri menggenapi ramalan ini sebagai "Anak
>Manusia," jika beliau itu benar pribadi yang menonjol
>itu. Untuk mengatakan: "Anak Manusia" itu datang untuk
>melayani dan bukan untuk dilayani," (Matius xx. 28)
>atau "Anak Manusia itu akan diserahkan kepada Kepala
>Pendeta dan Para Ahli Taurat" (Ibid. xx. 18), atau
>"Anak Manusia datang sambil makan dan minum (anggur)"
>dengan para pendosa dan pemungut pajak (Ibid. xi. 18),
>dan pada saat yang sama mengaku bahwa dia adalah
>seorang pengemis yang hidup bersandarkan pada sedekah
>dan kemurahan orang lain, adalah sebuah penghinaan
>terhadap bangsa dan sentimen agamanya yang paling
>suci! Untuk menyombongkan diri bahwa dia adalah Anak
>Manusia dan telah datang untuk menyelamatkan dan
>memulihkan kembali biri-biri Israel yang hilang (Ibid.
>xviii. 11), tetapi telah harus menunda penyelamatan
>ini hingga Hari Pembalasan Akhir, dan bahkan kemudian
>dilemparkan ke dalam api yang abadi, adalah hanya
>membuat frustrasi bangsa yang tertindas itu (Israel)
>atas segala harapan; yang hanya mereka sendiri di
>antara semua bangsa di dunia ini telah mendapat
>kehormatan menjadi satu-satunya bangsa yang memeluk
>keyakinan dan agama dari Tuhan yang sejati; dan bangsa
>itu (terpaksa) harus mencela nabi-nabi dan wahyu-wahyu
>mereka.
>
>Mungkinkah Jesus Kristus memakai gelar itu? Apakah
>pengarang keempat Injil itu orang-orang Ibrani?
>Dapatkah Jesus dengan sadar meyakini dirinya seperti
>apa yang dikemukakan dengan bohong oleh Injil-Injil
>itu atas dirinya? Dapatkah seorang Yahudi dengan sadar
>menulis ceritera yang demikian itu yang dengan sengaja
>ditulis untuk membingungkan dan menggagalkan harapan
>bangsa itu sendiri? Sudah barang tentu, bahwa tidak
>ada jawaban lain yang dapat diharapkan dari saya
>kecuali jawaban negatif atas semua pertanyaan itu.
>Tidak Jesus, dan tidak pula para apostel akan pernah
>ingin memakai gelar yang berlebih-lebihan semacam itu
>di antara suatu bangsa yang sudah mengenal betul siapa
>pemilik yang sah atas sebutan itu. Akan merupakan
>suatu hal yang sama (analogi) untuk meletakkan mahkota
>raja di atas kepala utusannya, sedang utusan ini tidak
>memiliki rakyat untuk memproklamirkan dirinya sebagai
>raja. Hal itu semata-mata akan menjadi suatu pengambil
>alihan secara gila atas hak dan privilege dari "Anak
>Manusia" yang sah. Dengan sendirinya, pengambil alihan
>yang tidak dapat dibenarkan itu pada pihak Jesus akan
>sama seperti penggunaan sebutan " Anak Manusia Palsu"
>dan Anti Kristus! Membayangkan perbuatan berani yang
>sama oleh Jesus Kristus yang suci membuat seluruh diri
>saya memberontak. Semakin banyak saya membaca
>Injil-Injil ini semakin saya menjadi yakin untuk
>mempercayai bahwa Injil-Injil itu adalah buah hasil
>karya para pengarang yang bukan bangsa Yahudi -
>setidak-tidaknya Injil dalam bentuk dan isinya yang
>sekarang ini. Injil-Injil ini adalah sebuah
>counterpoise -suatu hal yang mengubah keseimbangan -
>terhadap Wahyu-Wahyu Yahudi - terutama sebagai suatu
>counter-project terhadap Kitab-Kitab Sibyllian. Hal
>ini hanya mungkin bisa dilakukan oleh orang-orang
>Kristen bangsa Yunani yang tidak punya minat pada
>claim anak keturunan Ibrahim. Pengarang Kitab-Kitab
>Sibyllian meletakkan nama-nama tokoh Yunani Hermes,
>Homer, Orpheus, Pythagoras, dan lain-lainnya
>berdampingan dengan nama-nama nabi Yahudi Idris,
>Suleiman, Daniel, dan Ezra, dengan jelas untuk maksud
>mempropagandakan agama Ibrani. Kitab-kitab ini telah
>ditulis ketika Jeruzalem dan Kuilnya dalam keadan
>hancur, beberapa saat sebelum atau sesudah publikasi
>buku wahyu (apocalypse) santo Yohanes. Arti dari Wahyu
>Sibyllian adalah bahwa Anak Manusia (versi) Ibrani
>(Istilah "Ibrani" ini dalam pengertiannya yang luas
>dipakai untuk seluruh anak keturunan Ibrahim yang
>kemudian menggunakan nama-nama para leluhurnya yang
>bersangkutan, seperti kaum Ismaili, kaum Edomit, kaum
>Israel, dsb.) atau Al Masih akan datang untuk
>membinasakan kekuasaan Romawi dan mendirikan agama
>Tuhan yang sebenarnya untuk seluruh manusia.
>
>Kita dapat membuat argumentasi yang kuat untuk
>membuktikan jati diri "Anak Manusia" sebagai Muhammad
>saw saja, dan kita akan membagi argumentasi itu
>sebagai berikut:
>
>ARGUMENTASI DARI KITAB-KITAB INJIL, DAN DARI
>APOCALYPSE (WAHYU/RAMALAN)
>
>Dalam pasal-pasal yang paling koheren dan berarti dari
>ceramah-ceramah Jesus di mana sebutan "Barnasha" atau
>"Anak Manusia" muncul, hanya Nabi Muhammad saw sajalah
>yang dimaksudkannya, dan hanya pada diri beliau saja
>seorang diri seluruh ramalan yang ada di dalamnya
>telah digenapi secara harfiah. Dalam beberapa pasal di
>mana Jesus dikirakan telah menggunakan gelar itu untuk
>dirinya sendiri, pasal itu menjadi tidak koheren,
>tidak bermakna sama sekali, dan seratus persen
>meragukan. Ambillah contoh misalnya pasal berikut:
>"Anak Manusia" itu datang sambil makan dan minum, dan
>mereka berkata, Lihatlah" (Matius xi. 19). Yahya
>Pembaptis adalah seorang yang sangat zuhud, beliau
>hanya memberi makan dirinya dengan air, belalang, dan
>madu liar; mereka mengatakan beliau itu seorang yang
>seperti setan (diabolical); tetapi "Anak Manusia" id
>est Jesus (?), yang makan dan minum anggur, dicap
>sebagai "teman dari pemungut pajak dan pendosa"!
>Mencerca seorang nabi karena puasanya dan
>kepantangannya adalah dosa kekafiran atau kebodohan
>yang besar. Tetapi mengecam seseorang yang mengaku
>sebagai Utusan Tuhan dengan terlalu sering ke pesta
>para pemungut pajak serta pendosa, dan sangat gemar
>akan anggur, adalah sangat wajar dan merupakan sebuah
>tuduhan yang sangat serius atas ketulusan orang itu
>yang bertindak sebagai penunjuk spiritual bagi
>manusia. Kita orang-orang Muslim, dapatkah kita
>percaya pada para Khwaja atau Mullah jika kita lihat
>mereka itu bergaul dengan para pemabuk dan pelacur?
>Dapat kah orang Kristen tahan terhadap kurator atau
>parson (sejenis pendeta) dengan kelakuan yang demikian
>itu? Pastilah tidak. Seorang penunjuk spiritual
>mungkin saja berkomunikasi dengan semua jenis pendosa
>untuk menyeru mereka kembali ke jalan yang benar,
>asalkan dia itu bersikap zuhud dan tulus. Menurut
>kutipan yang baru saja disebut itu, Kristus mengaku
>bahwa tingkah lakunya telah mencemarkan para pemimpin
>agama bangsanya. Benar, bahwa petugas dari kantor
>pajak itu, yang disebut "publican" dibenci oleh
>orang-orang Yahudi semata-mata karena jabatannya itu.
>Kita diberi tahu bahwa hanya ada dua "publicans"
>(Matthew dan Zacchaeus, - Matius ix. 9; Lukas xix.
>1-11) dan satu "harlot" (pelacur) (Yohanes iv.) dan
>"possessed woman" atau seorang wanita yang telah
>dikuasai setan ( Mary Magdalena - Lukas viii. 2) yang
>telah berhasil di konversikan oleh Jesus; tetapi semua
>pendeta dan para ahli hukum dicap dengan kutukan dan
>kebencian (Matius xiii., dsb.). Semua ini nampak tidak
>baik dan suatu kemustahilan. Gagasan atau dugaan bahwa
>seorang Nabi Suci , begitu berpantang dan tidak
>berdosa seperti Jesus, gemar akan anggur, bahwa beliau
>telah merubah enam barel air menjadi anggur yang
>sangat memabukkan agar membuat gila sekelompok tamu
>yang sudah sedikit mabuk dalam suatu ruang pesta
>perkawinan di Cana, (Yohanes ii,.) praktis sama dengan
>menggambarkan beliau sebagai seorang penyaru dan
>penyihir! Bayangkanlah sebuah keajaiban yang dilakukan
>oleh sorang penyihir dihadapan sekelompok orang mabuk!
>Melukiskan Jesus sebagai seorang pemabuk, dan seorang
>yang tamak, dan seorang kawan dari orang yang tidak
>bertuhan, dan lalu memberikan nama pangilan kepadanya
>sebagai "Anak Manusia" adalah mengingkari seluruh
>nubuah Yahudi serta agamanya.
>
>Lagi-lagi Jesus dilaporkan sebagai telah berkata:"Anak
>Manusia" datang untuk mencari dan memulihkan kembali
>apa yang telah hilang," (Matius xiii, 11; Lukas ix.
>56; xix. 10, dsb.). Para ahli tafsir tentu saja telah
>menafsirkan pasal ini hanya dalam pengertian spiritual
>belaka. Demikian itulah misi dari tugas setiap nabi
>dan pendakwah agama untuk menyeru orang-orang yang
>berdosa untuk bertobat atas dosanya dan kejahatannya.
>Kita sangat mengakui bahwa Jesus hanya diutus untuk
>"anak domba Isarel yang hilang" untuk memperbaiki dan
>agar mereka meninggalkan dosa-dosanya; dan terutama
>untuk mengajar mereka dengan lebih nyata mengenai
>"Anak Manusia" yang akan datang dengan kekuasaan dan
>kekuatan serta penyelamatan untuk mengembalikan apa
>yang telah hilang dan untuk membangun kembali apa yang
>telah hancur; tidak, untuk menaklukkan dan
>membinasakan musuh-musuh dari orang-orang beriman
>sejati. Jesus tidak mungkin mengenakan pada dirinya
>sendiri sebutan apokaliptik "Barnasha," dan kemudian
>tidak mampu menyelamatkan rakyatnya kecuali Zacchaeus,
>seorang wanita Samaritan, dan beberapa dikit orang
>Yahudi lainnya, termasuk para Apostel, yang
>kebanyakannya kemudian telah dibunuh karena beliau.
>Yang paling mungkin mengenai apa yang Nabi Jesus
>katakan ialah: "Anak Manusia itu akan datang untuk
>mencari dan menemukan kembali apa yang telah hilang."
>Karena hanya pada Nabi Muhammad saw sendri sajalah
>orang-orang Yahudi yang beriman seperti halnya
>orang-orang Arab dan orang-orang beriman lainnya dapat
>menemukan semua apa yang telah hilang dan binasa yang
>tanpa dapat diketemukan kembali itu - Jeruzalem dan
>Mekkah, semua daerah yang dijanjikan; banyak sekali
>kebenaran-kebenaran mengenai agama sejati itu;
>kekuasaan dan kerajaan Tuhan; perdamaian dan rakhmat
>yang dibawa Islam kepada dunia ini serta pada
>kehidupan kemudian.
>
>Kami tidak dapat menyita ruangan lagi untuk lebih
>banyak kutipan dari berbagai pasal di mana "Anak
>Manusia" itu dibicarakan dalam kapasitas sebagai
>subyek, atau obyek, atau predikat dalam kalimat. Namun
>satu kutipan lagi kiranya mencukupi, yaitu: "Anak
>Manusia" itu akan diserahkan ke tangan orang-orang
>(Matius xvi. 21; xvii. 12, dsb.), dan semua pasal di
>mana beliau sebagai subyek kegairahan dan kematian.
>Sebutan-sebutan demikian itu telah diletakkan pada
>mulut Jesus oleh beberapa penulis non Yahudi yang
>tidak terhormat dengan tujuan menyelewengkan kebenaran
>tentang "Anak Manusia" seperti dimengerti dan diyakini
>oleh orang-orang Yahudi, dan membuat mereka percaya
>bahwa Jesus dari Nazareth adalah Penyelamat
>apokaliptikal yang berjaya, namun hanya akan
>menampakkan diri pada Hari Pengadilan Akhir. Itu
>adalah sebuah kebijakan dan propaganda untuk menyeru
>dan kemudian membujuk, yang telah dibuat khusus untuk
>orang Yahudi. Namun penipuan itu terbuka kedoknya, dan
>orang-orang Yahudi yang Kristen itu tergabung dalam
>gereja yang meyakini Injil ini sebagai telah
>diungkapkan dengan kesucian. Karena tidak ada sesuatu
>apapun yang lebih menjijikkan bagi aspirasi nasional
>bangsa Yahudi dan sentimen keagamaan selain daripada
>menghadapkan kepada mereka Al Masih yang diharapkan
>itu, Barnasha yang agung, dalam pribadi Jesus yang
>Kepala Pendeta dan Tetua-Tetua telah mengutuknya untuk
>disalib sebagai perayu. Jelas sekali karena itu bahwa
>Jesus tidak pernah mengenakan gelar "Anak Manusia"
>itu; tetapi beliau telah menyediakan nama sebutan itu
>hanya bagi Nabi Muhammad saw. Inilah beberapa
>argumentasinya:
>
>Nubuah-Nubuah Yahudi menggambarkan gelar-gelar "Al
>Masih" dan "Anak Manusia" semata-mata bagi Nabi
>Terakhir yang akan berperang melawan Kekuatan Hitam
>dan menghancurkan mereka, dan kemudian membangun
>Kerajaan Perdamaian dan Cahaya di atas bumi ini. Jadi
>kedua sebutan itu adalah sinonim; mengingkari salah
>satu daripada keduanya adalah sekaligus mengingkari
>claim tentang Nabi Terakhir. Nah kini terbaca oleh
>kita dalam Synoptic bahwa Jesus secara kategoris
>membantah dirinya sebagai Kristus dan melarang
>pengikutnya untuk menyatakannya sebagai "Al Masih"!
>Diceriterakan bahwa Simon Peter dalam menjawab
>pertanyaan Jesus: "Siapakah gerangan aku ini menurut
>engkau?" telah memberi jawaban: "Engkau adalah Kristus
>(Al Masih) Tuhan." (Lukas ix. 20) . Kemudian Kristus
>memerintahkan pengikutnya agar tidak mengatakan kepada
>siapapun bahwa dirinya adalah Kristus (Lukas ix. 21
>mengatakan:"Dia mencelanya dan memerintahkan mereka
>untuk tidak mengatakan bahwa dia adalah Al Masih." Cf
>Matius viii. 30). St Markus dan St Lukas tidak
>mengetahui apapun tentang "kekuatan dari kunci-kunci"
>yang diberikan kepada Peter; mereka itu yang tidak ada
>di situ pada saat itu, telah tidak mendengar tentang
>hal itu. Yohanes tidak berkata apapun tentang
>perbincangan mesianik ini; mungkin dia telah
>melupakannya! St Matius menceriterakan (Lcc, cit., 21
>- 28) bahwa ketika Jesus berkata kepada mereka agar
>tidak berkata bahwa dirinya adalah Kristus, Jesus
>menerangkan kepada mereka bagaimana beliah akan
>diserahkan dan dibunuh. Karena itulah Peter lalu
>memprotesnya dan mengingatkannya agar beliau tidak
>lagi mengulang kalimat-kalimat yang sama tentang emosi
>dan kematiannya. Menurut ceritera Matius ini, Peter
>benar sekali ketika dia berkata: "Guru, dijauhkanlah
>kiranya hal itu dari padamu!" Kalau seandainya hal itu
>benar bahwa pengakuannya "Engkau adalah Al Masih"
>telah menyenangkan hati Jesus, yang telah memberikan
>gelar "Sapha" atau "Cepha" kepada Simon Peter, maka
>menyatakan bahwa "Anak Manusia" itu harus merasakan
>derita kematian yang memalukan di atas salib adalah
>tidak lebih dan tidak kurang melainkan sebuah
>pengingkaran nyata atas sifat Mesianik dari "Anak
>Manusia" itu. Namun Jesus menjadi semakin positif dan
>mencela Peter dengan marah seraya berkata: "Enyahlah
>engkau dari hadapanku, setan!" Apa yang mengikuti
>cercaan keras ini adalah kalimat-kalimat sang Guru
>yang paling eksplisit, tidak meninggalkan sedikitpun
>keraguan bahwa beliau bukanlah "Al Masih" atau "Anak
>Manusia." Bagaimana kita harus merekonsili "keyakinan"
>Peter yang dihadiahi dengan gelar mulia "Sapha" dan
>kekuatan kunci-kunci Sorga dan Neraka, dengan
>"kekafiran" Peter yang dihukum dengan sebutan "setan"
>yang menghinakan, dalam jangka waktu kira-kira
>setengah jam? Beberapa renungan melintas dalam benak
>saya, dan saya merasakan itu sebagai kewajiban saya
>untuk menyatakannya dalam hitam dan putih. Jika Jesus
>itu "Anak Manusia" atau "Al Masih" seperti yang
>dilihat dan diramalkan oleh Nabi Daniel, Ezra, Enoch,
>dan beberapa nabi dan orang-orang suci Yahudi lainnya,
>pastilah beliau telah memberi kuasa kepada para
>pengikutnya untuk mengumumkan dan menyatakan beliau
>sedemikian rupa; dan beliau sendiri pastilah
>mendukungnya. Kenyataannya adalah bahwa beliau berbuat
>sebaliknya. Sekali lagi, seandainya beliau itu "Al
>Masih" atau "Barnasha", pastilah beliau sudah segera
>menghancurkan musuh-musuhnya dengan teror, dan dengan
>bantuan para malaikat yang tidak tampak telah
>membinasakan kekuasaan Romawi dan Persia, dan lalu
>menguasai dunia yang beradab. Tetapi beliau tidaklah
>berbuat hal semacam itu; atau seperti Nabi Muhammad
>saw, beliau (Jesus) pastilah telah merekrut
>panglima-panglima perang yang gagah berani seperti
>Ali, Omar, Khalid. dsb. dan bukan orang seperti
>Zebedees dan Jonah yang menghambur hilang seperti
>bayangan yang ketakutan ketika polisi-polisi Romawi
>datang untuk menangkap mereka.
>
>Ada dua pernyataan Matius yang tidak dapat
>direkonsilikan atau diperiksa kebenarannya (atau telah
>dikorupsi oleh para interpolator yang secara logis
>saling membinasakan. Dalam jangka waktu satu jam Peter
>adalah "batu karang keimanan" seperti dibanggakan oleh
>ummat Katholik, dan "setan kekafiran" sebagaimana
>diteriakkan oleh ummat Protestan! Mengapa demikian?
>Karena ketika dia mempercayai Jesus sebagai Al Masih
>dia memperoleh pujian atau hadiah; namun ketika dia
>menolak untuk mengakui bahwa sang guru bukanlah Al
>Masih maka dia dihukum! Tidak mungkin ada dua "Anak
>Manusia," yang satu adalah komandan orang-orang
>beriman, berjuang di jalan Tuhan dengan pedangnya, dan
>mencabut akar kemusyrikan serta kerajaannya; sedang
>yang lain sebagai seorang rektor kaum Ankorit yang
>miskin di tengah angkatan bersenjata, berjuang di
>jalan Tuhan dengan salib di tangan, menjadi syuhada
>secara memalukan oleh orang Romawi penyembah berhala
>dan Pendeta-Pendeta serta para Rabbi Yahudi yang tidak
>mempercayainya! "Anak Manusia" yang tangannya terlihat
>di bawa sayap Cherub oleh Nabi Ezekiel (Matius ii.),
>dan di hadapan singgasana Yang Maha Kuasa oleh Nabi
>Daniel (Matius vii,) dan digambarkan dalam apokalipse
>Yahudi lainnya tidaklah telah ditentukan nasibnya
>untuk digantung di bukit Golgotha, tetapi untuk
>mengubah singgasana raja kafir menjadi salib bagi
>mereka sendiri; untuk mengubah istana-istana mereka
>menjadi tentara, dan untuk menjadikan
>ibukota-ibukotanya sebagai kuburan . Bukan Nabi Jesus
>tetapi Nabi Muhammad saw yang mendapat kehormatan atas
>gelar "Anak Manusia"! Kenyataannya bahkan lebih jelas
>dan tegas daripada apokalipse dan visi (Nabi Ezekiel
>dan Nabi Daniel). Penaklukan secara material dan moral
>yang diperoleh oleh Nabi Muhammad saw Utusan Suci
>Allah atas musuhnya tidak ada yang dapat menandinginya.
>
>"Anak Manusia" itu oleh Jesus disebut sebagai "Tuan
>(Lord) Hari Sabath" (Matius xii. 7)("Lord" dalam "Al
>Kitab" terbitan Lembaga Alkitab Indonesia 1996
>diterjemahkan sebagai "Tuhan" dan bukan Tuan,- pen.) .
>Ini sungguh pantas untuk dicatat. Kesakralan hari ke
>tujuh adalah tema dari Hukum Musa. Tuhan menyelesaikan
>karya penciptaanNya dalam masa enam hari, dan pada
>hari ketujuh Dia beristirahat tidak berkarya.
>Laki-laki dan perempuan, anak-anak dan budak-budak,
>bahkan binatang piaraan harus berhenti kerja dengan
>ancaman mati. Perintah Keempat dari Sepuluh Perintah
>("Decalogue" atau "Ten Commandments") memerintahkan
>orang-orang Israel: "Kalian harus mengingat hari
>Sabath untuk mensakralkannya." (Keluaran xx,). Siswa
>klas Injil mengetahui bagaimana Tuhan diceriterakan
>sebagai merasa iri atas ketaatan yang ketat terhadap
>Hari Istirahat. Sebelum masa Nabi Musa tidak ada hukum
>khusus atas hal ini; dan Patriarch yang pengelana
>(nomad) itu tampaknya telah tidak memperhatikan hal
>itu. Ada kemungkinan bahwa Hari Sabath Yahudi ini
>berasal dari Sabattu dari masa Babilonia. Al Qur'an
>menyanggah konsepsi Yahudi yang antropomorfis tentang
>Ketuhanan itu, karena hal itu sama saja dengan
>mengatakan bahwa seperti halnya manusia, Tuhan bekerja
>selama enam hari, menjadi lelah, berhenti bekerja dan
>beristirahat. Ayat suci dari Al Qur'an (50 : 38)
>berbunyi: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
>langit dan bumi, dan apa-apa yang ada di antaranya
>dalam masa enam hari; serta tidak ada kelelahan
>menimpa Kami".
>
>Gagasan Yahudi mengenai Hari Sabath telah menjadi
>terlalu material dan berbau tipuan. Hari itu telah
>berubah menjadi hari berpantang dan menahan diri, dan
>bukan yang seharusnya yaitu menjadi hari istirahat
>yang menyenangkan dan hari libur yang menggembirakan.
>Tidak ada masak memasak, tidak ada perjalanan, tidak
>ada kerja amal atau kebebasan yang diizinkan. Para
>pendeta di kuil akan membakar roti dan menghidangkan
>korban pada hari Sabath, tetapi mencela Nabi dari
>Nazareth ketika beliau secara ajaib menyembuhkan
>seorang laki-laki yang tangannya mengecil (Matius xii.
>10-13). Atas hal ini Jesus berkata bahwa adalah Hari
>Sabath itu diciptakan untuk kebaikan manusia, dan
>bukannya manusia untuk kepentingan Hari Sabath.
>Sebaliknya daripada menjadikan Hari Sabath itu hari
>untuk beribadah dan kemudian sebuah hari libur untuk
>kesenangan yang tidak bernuansa maksiyat dan istirahat
>yang sesungguhnya, mereka telah menjadikan Hari Sabath
>itu suatu hari pemenjaraan dan kebosanan. Pelanggaran
>yang paling kecil dari prisep apapun dari Hari Ketujuh
>dihukum dengan lapidation atau jenis hukuman lainnya.
>Nabi Musa sendiri mengukum seorang miskin dengan
>lapidasi karena telah memetik beberapa stik dari tanah
>pada Hari Sabath; dan para murid Jesus dicerca karena
>telah memetik beberapa tangkai gandum pada Hari Sabath
>meskipun mereka itu lapar. Sangat nyata bahwa Jesus
>Kristus bukan seorang pengikut Sabath, dan tidak
>mematuhi tafsir secara harfiah atas aturan drakonik
>yang menyangkut Hari Sabath. Beliau menghendaki
>kemurahan hati atau amal baik dan bukannya
>pengorbanan. Bagaimanapun beliau tidak pernah berpikir
>untuk membatalkan Hari Sabath itu, tidak pula beliau
>telah memberanikan untuk berbuat demikian. Seandainya
>saja beliau memberanikan diri untuk memproklamirkan
>pembatalan hari itu atau menggantinya dengan hari
>Minggu, pastilah tanpa diragukan beliau akan
>ditinggalkan oleh para pengikutnya, dan segera pula
>dikeroyok dan dilempari batu. Namun beliau telah
>memperhatikan, demikian dikatakan, Hukum Musa pada
>judulnya itu. Sebagaimana kita telah belajar dari
>orang Yahudi yang ahli sejarah, Joseph Flavius, dan
>dari Eusebius dan lain-lainnya, James "saudara" Jesus
>adalah seorang dari kaum Ibionit yang ketat dan
>pemimpin dari orang-orang Yahudi yang beragama Kristen
>yang memperhatikan Hukum Musa dan Hari Sabath dengan
>segala keketatannya. Orang-orang Yunani yang beragama
>Kristen (Hellenistik) lambat laun telah menggantikan
>pertama-tama "Hari Tuhan" yaitu Minggu; namun
>orang-orang Kristen dari Gereja Timur sampai dengan
>abad keempat masih memperhatikan kedua hari itu. Kalau
>sekarang Jesus itu adalah "Tuan Hari Sabath" pastilah
>beliau telah merubah aturan yang keras itu atau sama
>sekali menghapusnya. Beliau tidak melakukan yang
>manapun dari keduanya. Orang-orang Yahudi yang
>mendengar beliau mengerti dengan sebenarnya bahwa
>beliau merujuk Al Masih yang diharapkan itu sebagai
>"Tuan ("Lord") Hari Sabath," dan karena itu mereka
>tetap tinggal diam. Redaksi dari Synoptic, seperti di
>tempat lain, telah menghilangkan beberapa kata (atau
>kalimat, pen.) Jesus bila saja "Anak Manusia" itu
>menjadi subyek pembicaraan Jesus, dan penghilangan
>kata ini telah menjadi sebab dari semua kegandaan arti
>atau ketidak jelasan arti, kontradiksi, dan kesalah
>fahaman. Kecuali jika kita mengambil Al Qur'an sebagai
>pedoman, dan Nabi Allah sebagai obyek dari Injil,
>semua upaya untuk menemukan kebenaran dan untuk sampai
>pada kesimpulan yang memuaskan akan berakhir dengan
>kegagalan. "The Higher Biblical Criticism" akan
>memandu anda sampai sejauh pintu gerbang dari kuil
>suci kebenaran, dan di sanalah berhenti, dilanda
>kekaguman dan ketidak percayaan. Panduan itu tidak
>membukakan pintu untuk masuk ke dalam dan meneliti
>dokumen-dokumen abadi yang tersimpan di dalamnya.
>Semua penelitian dan pengetahuan yang dipertunjukkan
>oleh ahli-ahli kritik yang "tidak berpihak" itu,
>apakah itu para pemikir liberal, para rasionalis, atau
>penulis-penulis terkemuka, betapapun, adalah terasa
>dingin yang menyesakkan, skeptis dan mengecewakan.
>
>Belakangan saya membaca karya penulis Perancis Ernest
>Renan "La vie de Jesus, Saint Paul, dan L'Antichrist.
>Saya merasa kagum atas luasnya karya itu, yang kuno
>dan yang modern, yang telah dia teliti; dia
>mengingatkan saya pada Gibbon dan yang lainnya. .
>Namun, apakah kesimpulan daripada riset dan studi
>mereka yang luas sekali itu? NOL atau negasi. Dalam
>lapangan ilmu pengetahuan keindahan alam ditemukan
>oleh para positifis; tetapi dalam lapangan agama kaum
>positifis itu memporak perandakan agama dan meracuni
>sentimen keagamaan pembacanya. Jika para ahli kritik
>terpelajar ini mengambil semangat dari Al Qur'an
>sebagai pedoman mereka dan Nabi Muhammad saw sebagai
>penggenapan harfiah, moral dan praktis terhadap Hukum
>Suci, riset mereka pasti tidak begitu mengecewakan dan
>merusak. Orang yang religius menginginkan agama yang
>yang nyata (riil) dan bukan yang ideal; mereka
>menginginkan "Anak Manusia" yang akan mencabut
>pedangnya dan berbaris di depan tentaranya yang gagah
>berani untuk menghancurkan musuh Tuhan dan untuk
>membuktikan dengan perkataan dan perbuatan bahwa dia
>adalah "Tuan Hari Sabath" dan untuk sekaligus
>menghapuskannya karena orang-orang Yahudi telah
>menyalah gunakan hari itu, seperti halnya orang
>Kristen menyalah gunakan "Kebapakan" Tuhan. Nabi
>Muhammad saw melaksanakan semua hal tersebut ! Seperti
>telah sering saya ulangi dalam halaman-halaman ini,
>kita hanya dapat mengerti kitab-kitab suci yang telah
>banyak dikorupsi ini bila kita lakukan penetrasi
>dengan bantuan Al Qur'an, ke dalam
>pernyataan-pernyataan yang enigmatik dan kontradiktif,
>dan baru kemudian kita bisa menyaring dengan saringan
>kebenaran dan memisahkan yang asli dengan yang palsu.
>Misalnya, ketika berbicara tentang para pendeta terus
>menerus mengaburkan Sabath di kuil-kuil, dilaporkan
>bahwa Jesus telah berkata: "Perhatikanlah, ini adalah
>sesuatu yang lebih besar dari kuil" (Matius xii.6).
>Saya tidak bisa menduga arti dari adanya kata
>keterangan tempat "di sini" (here) dalam kalimat itu,
>kecuali jika kita berikan dan kaitkan sebuah tambahan
>huruf "t" kepadanya dan berbunyi "there" atau "di sana
>ada". Karena jika Jesus atau nabi lainnya sebelum
>beliau berani untuk menyatakan dirinya "lebih besar
>daripada kuil," pastilah dia segera akan digantung
>atau dilempari dengan batu oleh orang-orang Yahudi
>sebagai seorang "penghujat" kecuali jika dia bisa
>membuktikan dirinya sebagai "Anak Manusia" yang
>dibekali dengan kekuasaan dan kemuliaan seperti halnya
>Nabi Allah.
>
>Penghapusan hari Sabtu oleh Pangeran dari para Nabi -
>Nabi Muhammad saw - disebutkan dalam surah 62 Al
>Jumu'ah. Sebelum masa Nabi Muhammad saw hari Jumu'ah
>itu oleh orang Arab disebut "A'ruba" sama dengan dalam
>Pshitta yang dalam bahasa Syriac "A'rubta" dari bahasa
>Aramiah "arabh" "tenggelam (matahari)" Hari itu
>disebut demikian karena sesudah matahari tenggelam
>pada hari Jumu'ah maka mulailah hari Sabath. Alasan
>yang diberikan untuk kesakralan hari Sabtu adalah
>bahwa pada hari itu Tuhan "jedah" dari karya
>penciptaan. Tetapi seperti dengan mudah dapat dilihat,
>ada dua alasan untuk memilih hari Jumu'ah . Yang
>pertama, karena pada hari itu karya agung penciptaan,
>atau pembentukan universal dari semua dunia yang tidak
>terhitung banyaknya, mahluk dan benda yang kelihatan
>dan yang tidak kelihatan, planit, dan kuman-kuman
>telah disempurnakan. Ini ialah peristiwa pertama yang
>menginterupsi keabadian, ketika waktu, ruang, dan
>benda (matter) berubah menjadi sesuatu (being).
>Peringatan atau perayaan untuk memperingati, dan
>kesakralan peristiwa yang mengagumkan pada hari di
>mana penyempurnaan itu terselesaikan adalah adil,
>masuk akal, dan bahkan perlu. Alasan kedua, adalah
>bahwa pada hari ini do'a dan pemujaan diselenggarakan
>oleh orang-orang yang beriman dengan kesepakatan
>bersama, dan untuk alasan inilah hari itu disebut
>"jum'ah" yaitu kongregasi atau majlis atau pertemuan;
>ayat suci mengenai hal ini memberikan karakteristik
>pada kewajiban kita pada hari Jumu'ah sebagai: "Wahai
>orang -orang yang beriman, apabila diseru untuk sholat
>di hari Jumu'ah, bergegaslah dalam mengingat Allah dan
>tinggalkanlah perdagangan, dsb." (Q. 62 : 9).
>Orang-orang yang beriman diseru untuk bergabung dalam
>beribadah kepada Yang Maha Suci bersama-sama dalam
>satu Rumah yang diperuntukkan beribadah kepadaNya, dan
>untuk meninggalkan pada saat itu semua pekerjaan yang
>memberi keuntungan (perdagangan); namun seusai sholat
>Jumu'ah itu mereka tidak dilarang untuk meneruskan
>pekerjaannya masing-masing. Seorang Muslim sejati
>menyembah Sang Pencipta (sholat) sebanyak lima kali
>dalam masa dua puluh empat jam dengan penuh
>keikhlasan.
>
>Kita telah membuat beberapa catatan mengenai
>pasal-pasal dalam St Matius (xviii. 11) di mana misi
>dari "Anak Manusia" adalah untuk "mencari dan
>menemukan kembali apa yang telah hilang." Ini adalah
>nubuah lain yang penting mengenai Nabi Muhammad saw,
>atau Barnasha apokaliptikal - meskipun tanpa diragukan
>hal itu telah dikorupsi dalam bentuk. "Hal-hal yang
>hilang" yang akan dicari oleh Barnasha dan dipulihkan
>kembali ada dalam dua kategori, religius dan nasional.
>Marilah kita teliti secara rinci:
>
>Misi dari Barnasha adalah untuk mengembalikan
>kemurnian dan universalitas agama Nabi Ibrahim yang
>telah hilang. Seluruh orang dan suku keturunan bapak
>orang beriman itu harus dibawa masuk ke dalam lingkup
>"Agama Damai" yang tidak lain ialah "Dina da-Shlama,"
>atau agama Islam. Agama Nabi Musa adalah bersifat
>nasional dan khusus, dan karenanya kependetaan yang
>turun temurun, pengorbanan-pengorbanan Levitikal dan
>ritual yang berlebih-lebihan (penuh kepongahan), Hari
>Sabath, jubilee dan festival, dan semua hukum serta
>kitab-kitab suci yang telah dikorupsi harus dihapuskan
>dan diganti dengan yang baru yang memiliki sifat
>universal, kekuatan, dan ketahanan. Nabi Jesus adalah
>seorang Yahudi; beliau pasti tidak telah mewujudkan
>karya yang begitu raksasa dan mengagumkan, karena
>secara material adalah tidak mungkin baginya untuk
>melakukan hal itu. Beliau berkata: "Saya datang bukan
>untuk merubah hukum atau para nabi," (Matius v.
>17-19). Di pihak lain, kemusyrikan, dengan segala
>praktek pelbegu (pagan), takhayul, dan sihir, yang
>bangsa-bangsa Arab sangat tergila-gila pada hal-hal
>tersebut, sama sekali harus dikikis habis semuanya,
>dan Keesaan Allah serta Ketunggalan agama harus
>dipulihkan kembali di bawah bendera Utusan Allah atau
>Rasul Allah yang memuat Inskripsi Suci: "Saya bersaksi
>bahwa tidak ada sesuatu apapun yang patut disembah
>kecuali Allah; dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah
>Rasul Allah."
>
>Unifikasi dari bangsa-bangsa keturunan Nabi Ibrahim,
>dan para kawula mereka harus dipulihkan kembali dan
>terwujud. Dari catatan-catatan yang banyak dikorupsi,
>mementingkan diri, dan sinting tanpa bisa dibenarkan
>yang terdapat dalam Kitab-Kitab Suci Ibrani terdapat
>bias yang tidak pandang bulu yang mereka perlakukan
>terhadap orang non-Yahudi. Mereka tidak pernah merasa
>hormat terhadap keturunan lainnya dari nenek moyang
>besar Nabi Ibrahim; dan rasa antipati ini
>dipertunjukkan terhadap kaum Ismail, Edom, dan
>suku-suku Ibrahim lainnya bahkan ketika Israel telah
>menjadi penyembah berhala yang paling buruk dan kafir.
>Adanya kenyataan bahwa di samping Nabi Ibrahim dan
>Ismail ada kira-kira tiga ratus sebelas budak pria dan
>para pejuang yang ada dalam barisannya telah dikhitan
>(Kejadian/Genesis) adalah sebuah argumen yang dapat
>dipaksakan tanpa dapat dikirakan atas sikap orang
>Yahudi terhadap bangsa sepupu mereka. Kerajaan Daud
>hampir tidak memperluas batas-batas teritorialnya di
>luar daerah yang dalam masa pemerintahan Kekaisaran
>Ottoman hanya merupakan dua provinsi (Vilayets). Dan
>"Anak Daud" yang dinantikan oleh orang Yahudi dengan
>membawa atribut "Al Masih terakhir" mungkin bisa atau
>mungkin tidak bisa menduduki bahkan kedua provinsi
>tersebut; dan di samping itu, bilakah dia akan datang?
>Dia seyogyanya datang untuk menghancurkan "Binatang"
>Romawi. Ternyata "Binatang" itu hanya dimusnahkan dan
>dibunuh oleh Nabi Muhammad saw! Apalagi yang
>diharapkan? Ketika Nabi Muhammad saw, Barnasha
>apokaliptikal itu, mendirikan Kerajaan Damai (Islam),
>sebagian besar orang Yahudi di Arabia, Syria,
>Mesopotamia, dsb. dengan sukarela segera berdatangan
>kepada gembala agung manusia ketika beliau menampakkan
>diri dengan pukulan maut yang beliau pukulkan kepada
>dedengkot kemusyrikan ("Brute" of paganism). Nabi
>Muhammad saw mendirikan Persaudaraan yang universal,
>yang nukleus-nya tentulah keluarga Nabi Ibrahim,
>termasuk dalam anggota keluarganya adalah orang-orang
>Persia, Turki, Cina, Negro, Jawa, India, Inggris,
>dsb., keseluruhannya membentuk suatu "Ummat" atau
>"Umtha da-Shlama," yaitu The Islamic Nation!
>
>Kemudian pemulihan kembali tanah yang dijanjikan,
>termasuk tanah Kanaan dan semua teritori dari lembah
>sungai Nil hingga Efrat, dan lambat laun perluasan
>Kerajaan Allah dari Samodera Pasifik hingga pantai
>Timur Atlantik, adalah penggenapan yang ajaib dan
>mengagumkan dari seluruh nubuah mengenai Anak Manusia
>Yang Paling Suci dan Paling Agung!
>
>Dengan mengingat karya yang mengagumkan yang dicapai
>oleh Nabi Muhammad saw untuk Satu Tuhan Sejati, kurun
>waktu yang singkat yang beliau perlukan, serta para
>sahabatnya yang pemberani dan setia dalam mencapai
>semua itu, serta akibat yang tidak mungkin bisa
>dihapuskan yaitu bahwa karya dan agama (yang dibawa
>oleh) Nabi Muhammad saw telah meninggalkan atas semua
>kerajaan dan para pemikir kemanusiaan hanya satu
>keinginan yaitu untuk melihat beliau bersinar dalam
>kemuliaan yang berlipat ganda di hadapan Singgasana
>Yang Maha Abadi seperti telah disaksikan oleh Nabi
>Daniel dalam visinya, karena orang tidak bisa
>mengetahui penghormatan apa yang harus diberikan
>kepada Nabi Arabia ini!
>
>666_hackerline_
>-------------------------------------------------------
>-------------------------------------------------------
>-------------------------------------------------------
>-------------------------------------------------------
>-------------------------------------------------------
>-------------------------------------------------------
>--------
[
Next Thread |
Previous Thread |
Next Message |
Previous Message
]
| |