VoyForums
[ Show ]
Support VoyForums
[ Shrink ]
VoyForums Announcement: Programming and providing support for this service has been a labor of love since 1997. We are one of the few services online who values our users' privacy, and have never sold your information. We have even fought hard to defend your privacy in legal cases; however, we've done it with almost no financial support -- paying out of pocket to continue providing the service. Due to the issues imposed on us by advertisers, we also stopped hosting most ads on the forums many years ago. We hope you appreciate our efforts.

Show your support by donating any amount. (Note: We are still technically a for-profit company, so your contribution is not tax-deductible.) PayPal Acct: Feedback:

Donate to VoyForums (PayPal):

Login ] [ Contact Forum Admin ] [ Main index ] [ Post a new message ] [ Search | Check update time | Archives: 1[2]34 ]
Subject: Wawancara Imajiner dengan Inul


Author:
Donna Curhat
[ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ]
Date Posted: 06:50:15 05/30/03 Fri

Di awal Musim Panas 2003 ini saya telah mengadakan janji dengan Inul Daratista yang kebetulan sedang mengadakan tour 36 kota di beberapa negara Jepang, Korea, Amerika Serikat dan Eropa. Kebetulan kemarin Inul sedang mengadakan show di kota Chicago dan ia menginap di Wisma Indonesia Konsulat Jenderal Chicago. Kebetulan warga Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS) - Madison, Wisconsin mengundang Inul untuk mengunjungi kota kami yang juga merupakan ibu kota negara bagian Wisconsin. Inul setuju dan kami akan bertemu Inul di sini, di Student Union atau Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Wisconsin yang terletak di tepi sebuah dana yang sangat indah. Tempat ini mengingatkan saya akan kantor pusat Henry Dunant Centre (HDC) di tepi dana di kota Jenewa, Swiss.

Kami janji pukul 10.00 EST Sabtu ini, tapi kok Inul belum muncul padahal waktu sudah 09.05. Oooo...itu, dia datang menggunakan mobil Ford Focus warna putih. Kelihatannya Inul diikuti oleh lelaki berkumis, wah..itu pasti suaminya, Adam. Dan...siapa itu wanita agak kekurusan, yah..itulah Del, manajernya.

Setelah dia mendekat, saya, Donna Curhat, dengan dua rekan saya Tony Daratista dan Tomi Dadarata menyambut kedatangan rombongan kecil ini.

Donna : "Hallo Inul, hallo Mas Adam, mbak Del..."
Inul : "Hallo Donna, wah sudah lama ya nunggunya ? Tadi agak macet sedikit di Highway 67. Katanya tadi malam ada mobil nabrak kijang (bukan Toyota Kijang lho, no way, ini kijang beneran. Konon salah satu putra Gubernur DKI di masa lalu pernah mengalami kecelakaan serupa). Mas yang dua ini siapa, Don ?"
Donna : "O ya, ini yang trendy ini Tony dan yang kumel ini Tomy".
Inul : "Wah, seneng ya sekolah di Wisconsin. Pemandangannya asyik begini. Banyak rumput hijau di pinggir jalan tol yang sepi. Saya jadi ingat Pandaan dan Tretes."

(Setelah cerita ngalor ngidul mengenai suhu, makanan, kehidupan mahasiswa karyasiswa, politik Amerika, dan prospek kerja di Amerika, kami menanyakan Inul mengenai karir nyanyinya).

Donna : "Bagaimana kabar penjualan album perdana Inul yang dikeluarkan Blackboard Indonesia ?"
Inul : "Wah, lumayan banget lah. Saya nggak nyangka. Itu memang album pertama yang sangat saya banggakan dan saya penginnya sukses. Yah, penjualannya sudah mendekati 1 juta keping Juli 2003 ini setelah dua bulan beredar dan kata Mas Iwan masih banyak toko nunggu copy selanjutnya. Yah, untuk rekaman pertama saya tidak ingin langsung meledak melebihi mbak Krisdayanti yang sudah lama berkiprah lah".
Donna : "Apakah Inul senang mengadakan tour ke 36 kota di beberapa negara ini ?"
Inul (sambil ketawa) : "Wah, gimana ya. Ini memang bukan perjalanan saya yang pertama ke luar negeri, jadi yah..tidak sesenang pertama ke luar negeri seperti ke Jepang dan Belanda dua tahun lalu. Yah, antara senang, bahagia, termotivasi, bangga membawa nama negara, tapi juga capek karena di suatu kota hanya singgah 2-3 hari. Ini saja kebetulan weekend jadi sempat mampir ke Wisconsin yang jauhnya hanya 2 jam dari Chicago".
Donna : "Sebelum ini mengunjungi mana saja ?"
Inul : "Singapore, Kuala Lumpur, Bangkok, Seoul, Suwon, Pusan, Ulsan, Tokyo, Osaka, Nagoya, Los Angeles, San Fransisco, Dallas, dan baru ke Chicago ini"
Donna : "Wah, Inul apal ya kota-kota itu ?"
Inul : "Ya apal dong, wong cari makan kok nggak apal. Gini lho, setiap negara kan masakannya hampir sama. Singapore, Kuala Lumpur dan Bangkok masih ada nasi padang atau curry itu, samalah dengan Jakarta dan Surabaya. Lalu Korea masakannya agak aneh. Pedes, asin, kecut, dan sebelum makan dikasih Kim Chee yang jenisnya banyak dan gratis itu. Saya sempat makan Bim-Bim-Bab, masakan Korea yang nasi campur aduk dan ada telur mentah di tengah itu. Sebenarnya saya tidak begitu suka, tapi karena Bim-Bim-Bab makanan kesukaan Michael Jackson, saya jadi pengin mencobanya. Di Jepang, yah makanannya standar lah, ada yakiniku dan shabu-shabu. Di Amerika, ha...ha...pasti ada KFC dan McDonnald's."

(Inul kelihatannya senang sekali waktu membahas makanan-makanan ini).

Donna : "Trusss...Inul, setelah dari Chicago mau kemana lagi ?"
Inul : "Ke arah timur..Washington DC, New York, Atlanta dan Miami.. Semuanya di Amerika kan. Lalu nyeberang ke Eropa, akan show di London, Manchester, Sheffield, Paris, Monaco, Jenewa, Frankfurt, Munchen, Berlin, Salzburg, Wina, Praha, Milan, Roma, lalu ke Timur Tengah setelah itu. Kota-kotanya mana saja ya mbak Del ?"
Del : "Sebentar ya, saya lihat di handphone"

(Del melihat catatan di HP-nya dan menyebutkan beberapa kota lagi).

Donna : "Ah mbak Inul, kita sudah terlalu banyak ngobrol. Ini makanan Indonesia masakan ibu-ibu Permias di Madison ini. Mari dimakan."
Inul : "Wah, asyik nih, sudah lama nggak ketemu masakan Indonesia, jadi kangen juga. Eh..di sini ada rujak cingur nggak ya ?"
Donna : "Wah, ya ada to Nul. Di Amerika ini semua bumbu masakan Indonesia ada. Dari daun salam sampai Indomie ada semua. Tapi yang jarang adalah kacang panjang (string bean). Paling kalau mau kacang panjang carinya harus di Sunday market dimana petani seni jual tanamannya sendiri di sejenis pasar kaget".
Inul : "Ooo..gitu to ?"
Donna : "Wah, kamu ini Nul, niruin Pak Timbul..."

(Kami masih sempat ngobrol ngalor ngidul lagi beberapa lama. Tak terasa sudah hampir pukul 12.00. Waktunya shalat Zhuhur bagi orang lokal ini. Di Jakarta tepat jam 12 malam, soalnya perbedaan waktu di waktu musim panas persis 12 jam. Kami akan segera shalat di Islamis Center Wisconsin, beberapa blok ke arah selatan dari Student Union ini. Sebelum meninggalkan tempat yang manis ini, kami sempat memandangi danau di sebelah utara. Terlihat banyak sailing boat, catamaran dan surf-boat macam punyanya Oka Sulaksana itu)

Sekian wawancara imajiner yang singkat ini. Mudah-mudahan sedikit bisa "meramalkan" masa depan karir Inul. Seperti diketahui, dalam wawancara sebenarnya saya sempat menanyakan tentang Rhoma Irama kepada Inul, bagaimana pendapatnya. Dan Inul menyampaikan beberapa hal yang penting, tapi karena tahu saya wartawan, Inul mengatakan itu off the record.

Sekian, sampai jumpa di wawancara imajiner berikutnya (Donna).

[ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ]

Replies:
Subject Author Date
Re: Wawancara Imajiner dengan InulSari11:47:36 05/30/03 Fri
Re: Wawancara Imajiner dengan InulNurita18:54:09 06/01/03 Sun


[ Contact Forum Admin ]


Forum timezone: GMT-8
VF Version: 3.00b, ConfDB:
Before posting please read our privacy policy.
VoyForums(tm) is a Free Service from Voyager Info-Systems.
Copyright © 1998-2019 Voyager Info-Systems. All Rights Reserved.