Subject: sampai aku pergi, dia belum kembali |
Author: bayik
| [ Next Thread |
Previous Thread |
Next Message |
Previous Message
]
Date Posted: 03:48:17 12/13/03 Sat
tiba-tiba saja kita jadi selayaknya teman lama. ok deh, pastinya aku agak2 ge-er, tapi bener malam ini dia cerita banyak dg selipan yg lumayan sering: "just for you, honestly... blablabla..." dan aku nggak keberatan ketika ia memeluk bahuku selayaknya teman akrab, ketika ia memegang tanganku selama ia bercerita tentang masa lalunya. dan aku nggak melepaskan pandangku ketika ia terdiam memikirkan jawaban tepat atas tohokan pertanyaanku, ketika tatapannya selalu dibarengi senyum, ketika matanya meredup untuk lantas berpijar kembali.
ternyata ia jauh lebih muda dari yang kukira. mungkin, dunia malam yang digelutinya membuatnya cepat matang. dewasa. meski ia mengaku masih childish juga. masih hijau. begitulah, sedikit demi sedikit terkupas selubung kesehariannya, pengakuan2 kecil yang membuatku merasa salut sekaligus iba.
dalam percakapan yang tak makan waktu satu jam. dalam pertemuan yang kesekian setelah sebelum2nya hanya senyum yang kudapat darinya, sapaan basa-basi dan jabat tangan formal. malam ini, entah, tiba-tiba dia duduk di sampingku dan bercerita sampai tersadar: "i think i talk too much...."
belum, belum cukup banyak cakapmu, batinku. lontaran satu pertanyaan kuberanikan: "lalu lu ngadepin cowok2 itu, tentunya dong percakapan bakal menjurus ke... seks. so?"
hahah. tentu, ia mengiyakan. pintar2 saja berkelit, katanya, salah satu jawaban andalannya adalah:"sorry, gw gak suka cowok, gw lesbi." smart answer! aku terbahak. "lalu...."
lalu satu interupsi datang dari seorang japanese guy yang mendatangi meja kami. sorry, minta pinjam ini temanmu untuk satu menit saja. satu menit, katanya sambil tersenyum. ok, silakan.
kuperhatikan dia mengikuti si japanese itu ke mejanya, telah ada pula satu bule di situ, mereka bercakap dan bercakap. dan dari sudut mataku tertangkap mereka bertiga beranjak, meninggalkan meja, keluar entah kemana.
sampai aku meninggalkan kafe itu, satu jam sepeninggal dia, tetap dia belum terlihat lagi batang hidungnya.
nice to sharing with you, girl. besok dan esoknya lagi toh aku akan datang dan bertemu denganmu lagi dan kita bisa bercakap sampai pagi dan kalaupun tak bisa toh kita bisa bertemu saat selasa atau rabu hari liburmu dan....
damn. satu lagi kutemukan orang yang kujatuh sayang.
* note : ini cerita fiksi, even sumber inspirasinya jelas2 nyata dan ada. *
[
Next Thread |
Previous Thread |
Next Message |
Previous Message
] |
|