VoyForums
[ Show ]
Support VoyForums
[ Shrink ]
VoyForums Announcement: Programming and providing support for this service has been a labor of love since 1997. We are one of the few services online who values our users' privacy, and have never sold your information. We have even fought hard to defend your privacy in legal cases; however, we've done it with almost no financial support -- paying out of pocket to continue providing the service. Due to the issues imposed on us by advertisers, we also stopped hosting most ads on the forums many years ago. We hope you appreciate our efforts.

Show your support by donating any amount. (Note: We are still technically a for-profit company, so your contribution is not tax-deductible.) PayPal Acct: Feedback:

Donate to VoyForums (PayPal):

Sunday, April 28, 7:05:35Login ] [ Contact Forum Admin ] [ Main index ] [ Post a new message ] [ Search | Check update time | Archives: 123 ]
Subject: Sekarang gue ngerti !!!!!


Author:
Prince
[ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ]
Date Posted: 18:51:19 10/03/05 Mon
In reply to: MasE 's message, "Jalan Tengah vs Relativisme Moral" on 00:49:01 09/27/05 Tue

Hi...

gue sekarang coba ikuti cara anda dlm diskusi....

>Marilah kita lihat sudut pandang Prince, yg pada
>intinya:
>- Dia berkeberatan atas perumpamaan yg saya berikan
>tentang "Pohon yang baik berbuah baik".

Betul sekali!


>- Dia berkeberatan atas adanya nilai2 universal.
>Sebaliknya mengatakan bahwa segala sesuatu adalah
>relatif.

Disini anda salah, gue tidak kebaratan akan adanya nilai2 universal kebenaran.
Contoh gampang adalah: membunuh, mencuri dll itu salah menurut nilai2 universal!
gue juga tidak bilang kalau segala sesuatunya itu relatif

>- Tidak mungkin untuk melakukan "Jalan Tengah" pada
>kasus2 ekstrim.

Pahami dan batasi pengertian 'Jalan Tengah'.
Dalam hal ini batasannya adalah pengertian jalan tengah yg anda kuasai. Jadi bukan pengertian jalan tengah yg sesungguhnya, ntar gue dikira nglawan Khonghucu...

>Prince berkeberatan dengan perumpamaan saya tentang
>“Pohon yg baik berbuah baik” dengan memberikan
>sanggahan2 yg intinya menunjukkan ketidakpastian dari
>premis tersebut.
>Perlu kita ketahui bahwa perumpamaan hanyalah sebuah
>cara untuk mengkomunikasikan suatu hal secara
>intuitif, keluar dari batas2 logic yang kaku sehingga
>dapat diresapi.
>Bila dilihat secara logic, maka berbagai macam
>keberatan bisa dilontarkan kepada perumpamaan tsb.

Perumpamaan adalah penyederhanaan agar bisa dipahami secara logic, maka batasannya adalah logika. Si pencipta perumpamaan memncerminkan kekampuan logic dia untuk menganalisa kasus dan memberikan gambaran yg IDENTIK.
Perumpamaan juga ciptaan orang, bisa saja salah!

>Tetapi manusia beroperasi tidak hanya dalam mode
>logic, tetapi juga dalam mode intuitive. Makna yg
>mendalam justru sering bisa disampaikan melalui gaya
>bahasa yg intuitive daripada logis.

Sepertinya kalau yg memangandung muatan intuitive bukan perumpamaan spt yg anda sadur, misal:
1. Perumpamaan jari yg menunjuk ke bulan.
2. Perumpamaan rongga roda pedati
3. Perumpamaan gelas yg penuh
4. Perumpamaan Zuang Zi mimpi jadi kupu2 dll.
Semuanya menggambarkan suatu 'kondisi', tidak ada tidak ada tinjauan logis benar salah!
Tetapi perumpamaan yg anda tulis soal pohon berisi tentang kesimpulan! Yg salah bukannya perumpamaan tsb tidak mewakili suatu kondisi, tetapi perumpamaan itu sendiri sudah salah!
Pernah dengan tentang perumpamaan dari Tiongkok yg berbunyi: "Sesuatu yg busuk mengundang ulat (belatung)" Bagaimana tanggapan anda tentang hal ini?

>Apa yang saya arahkan melalui perumpamaan ini adalah
>untuk mengajak pembaca memahami hukum sebab-akibat
>secara sederhana.

Tapi justru bisa menyesatkan, karena sebab akibat yg digunakan tidak tepat. gue ingetin lagi, yg salah itu hukum sebab akibat dari perumpamaan tsb.

Tapi rupanya, Prince ingin
>mengarahkan pendapatnya pada topik ke arah kesunyataan
>(ie: tidak ada yg pasti). Jadi jelas tidak nyambung,
>karena membicarakan dua hal yg berbeda.
Maaf, bukan itu maksud gue, maksud gue adalah perumpamaan tsb adalah perumpamaan yg keliru. Yg keliru perumpamaannya itu sendiri.
alam itu penuh kepastian kog....banyak buktinya, gue kasih contoh yg extrim agar gampang dipahami adalah:
1. Orang dipotong lehernya pasti mati

>Sebetulnya, apabila dipandang dari sudut pandang yang
>lebih tinggi, maka kita bisa membenarkan pernyataan
>Prince tersebut , yaitu mengenai hukum
>ketidak-pastian. Tapi kalau kita cermati lebih lanjut,
>maka bila semua itu ‘tidak pasti’, maka
>‘ketidakpastian’ itupun tidak pasti. Maka ada
>kepastian.

Maksudnya kepastian akan adanya ketidakpastian.... Sepertinya jangan bahas ini dulu deh.... kita mulai dari dasar dulu aja.. ntar kesana kalau yg dasar sdh clear..

>Untuk itu mohon pembaca tidak bingung dulu. Hal inilah
>inti yang sebetulnya ingin dikatakan dari kitab Yijing:
>1. Segala sesuatu dalam yang tetap terdapat perubahan2.
>2. Dalam segala sesuatu yang berubah terdapat bagian2
>yang tetap.
>3. Perubahan dan ketetapan adalah label2 sementara.

gue sederhanain yah.... itu semua hanyalah proses hukum alam.


>Pada lanjutnya, Prince rupanya memberi contoh pada
>relativisme moral (moral tergantung tempat dan waktu).

Maaf anda salah.... coba deh jawab pertanyaan gue, nanti baru anda tahu maksud gue...

>Saya pada dasarnya setuju bahwa moral itu dibentuk
>oleh masyarakat menurut perjanjian tertentu (covenant)
>pada suatu waktu dan tempat tertentu. Nilai2 moral ini
>bisa berupa tulisan, maka disebut hukum/ aturan dan
>bisa pula tidak tertulis dan ini disebut norma.
>Nilai-nilai moral tersebut adalah tidak universal,
>tetapi dibalik semua nilai moral dari berbagai waktu
>dan tempat yg berbeda memiliki kesamaan theme, yaitu
>suatu dasar yang sama pada setiap manusia di dunia
>ini. Inilah yang disebut ETHICS. Ethics berasal dari
>hati nurani manusia.

Dibilang begitu juga boleh...
gue jelasin pakai bhs yg sederhana aja yah....
Intinya adalah bahwa manusia mempunyai pikiran dan perasaan
Dan keduanya itu selalu berkembang.
Hasilnya sesuai dengan tingkat 'kebijaksanaan' masyarakat tsb. Jadi jangan heran kalau hasilnya tidak bijaksana!
Tetapi tidak selalu demikian! Kemungkinan adanya oknum yg membuat hukum demi kepentingan tertentu selalu ada dari dulu hingga kini!
Mohon anda ingat topik ini bergulir karena anda menganggap kalau hukum kebenraran yg berlaku di masyarakat pasti benar! Dan gue tidak setuju..remember ?

>Selama hati nurani manusia belum tertutupi oleh
>pembiasaan2 dari pemikiran2 yg buruk, maka setiap
>manusia pasti setuju dengan nilai2 universal seperti:
>kasih, hormat, balas budi, pengendalian diri,
>kebajikan , estetika , kesetiaan , dsb.

Gimana yah... gue sedikit ngerti maksudnya, pertanyaannya adalah: darimana munculnya pembiasaan dan pemikiran2 yg buruk tsb ? Darimana sumbernya?

>Nilai2 tersebut diatas dapat dikatakan sebagai nilai2
>universal yang bersifat lintas waktu, budaya dan
>tempat. Beberapa hal2 dari nilai2 itu juga bahkan
>dapat kita temui di dunia hewan, pada khususnya
>mamalia. Karena pada dasarnya, manusia ( dan bbrp
>mamalia lain) adalah mahluk sosial yg secara alamiah
>akan berusaha mempertahankan kelangsungan speciesnya.
>Nilai2 tersebut tercipta secara alamiah dalam kode
>genetik sebagai suatu mekanisme untuk dapat survive
>dan melangsungkan keturunannya.
Harap hati2 membedakan 'kebijaksanaan' atau mungkin 'nurani' dengan 'naluri'.
Ada contoh bagus naluri didunia binatang salah satunya dunia singa..
SEtiap pejantan baru menguasai suatu wilayah, dia akan membantai semua anak singa yg masih menyusu. Targetnya jelas, agar dia bisa segera kawin lagi dengan induk singa.
Inilah naluri bukan nurani!


>Point saya jelas: alam memiliki kodratnya dan manusia
>memiliki kodratnya sendiri yg unik. Meskipun demikian,
>manusia tetap merupakan bagian dari alam tsb. Karena
>manusia dalam kelangsungan hidupnya tidak bisa
>terlepas dari alam sekitarnya, maka manusia perlu
>menjaga keharmonisan dengan kodrat alam tsb, a.l :
>perubahan, ketidak-kekalan, ketidaksempurnaan,
>dualisme, dsb.

Kalau gue berpendapat, manusia memiliki perbedaan kondisi dengan binatang, biar ilmu pengetahuan yg mengurainya.
Tetapi ide agar manusia menjaga keharmonisan dgn perubahan, dualisme dll adalah merupakan PEMIKIRAN dari orang2 tertentu. MOhon jangan digeneralisir, ini merupakan pemikiran dan pilihan hidup sebagian manusia!

>Kembali kepada permasalahan diatas, maka disamping
>memiliki nilai kemoralan yang berbeda, maka manusia
>memiliki nilai ethics yang merupakan respon alamiah
>dari kodrat kealamiahannya sebagai mahluk yg berpikir.
>Mahluk hidup lainnya pada dasarnya memiliki kodrat 4F
>: Feed, Flight, Fight dan Fuck. Manusia juga memiliki
>4 kodrat tersebut, ditambah lagi dengan yg kelima:
>searching for Happiness. Semua ini disingkat 4F+1H.

gue singkat yah....
Feed maksudnya makan yah ? Sepertinya ini bagian dari naluri untuk survive
Flight itu maksudnya apa ? gak ada kamus nih..he..he..he..
Fight itu berantem bukan ? Ini juka bagian dari naluri untuk survive
Kalau fuck itu titik beratnya ke arah berkembang biak atau having fun ? Banyak orang yg tidak mau punya anak tapi pingin having fun doang.

Kalau gue sih biasa pakai bhs kampung bahwa manusia itu punya naluri untuk survive (layaknya makhluk hidup)
Tetapi karena manusia bisa berpikir, maka pingin cari lebih, yaitu cari enak dan lebih enak lagi (happiness)

>Guna mencapai keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan
>masing2 individu atas 4F+1H tersebut dengan
>kelangsungan hidup speciesnya secara agregat, maka
>manusia membentuk norma dan hukum yang
>diimplementasikan dalam suatu budaya (culture)
>tertentu.Hal ini diperlukan untuk menjaga agar
>keseimbangan tersebut tidak berubah menjadi suatu yang
>chaos. Tanpa kerangka kebersamaan tersebut, maka hukum
>rimba akan kembali berlaku. Dan apabila demikian, maka
>species manusia akan menjadi terlemahkan. Mengapa
>demikian?
Kalau gue pikir, pertama-tama norma muncul adalah pd masa2 pikiran manusia msh sederhana. Rasa2nya kog belum nyampai mereka berpikir tentang menjaga keseimbangan, sulit sih ngebuktiinnya. Tapi anda kog yakin banget dengan teori anda ? Bisa diberikan bukti pendukungnya ?
chaos adalah bagian dri proses peradaban manusia.
Suatu bangsa yg penuh chaos, maka akan tumbuh jadi bangsa yg kuat (selain beringas dan agresif) Dan ketika muncul pemimpin yg menonjol dan bisa kendalikan. Maka bangsa ini akan dengan mudah mengalahkan bangsa yg lhb berbudaya dan terbiasa hidup lembut.

>Keunggulan species manusia terhadap alam sekitarnya
>adalah karena manusia memiliki nilai2 sosial dimana
>keberagaman (variety) , differensiasi dan spesialisasi
>diperlukan dalam setiap sendi kehidupannya yang
>kompleks.
Kalau gue pendapat sedikit beda.
Manusia punya kemampuan untuk survive shg bisa menyesuaikan diri dgn berbagai kondisi. Inilah yg mengakibatkan berbagai perbedaan.
Jadi perbedaan muncul bukan hanya karena diperlukan, tetapi karena penyesuaian diri!

>Seperti telah saya kemukakan dimuka bhw evolusi
>manusia dijaman sekarang ini adalah terutama dari
>perkembangan otaknya. Jumlah input informational
>manusia rata2 dengan 1000 th yang lampau telah
>meningkat sebanyak 10.000 kali. Kompleksitas kehidupan
>ini menyebabkan manusia semakin membutuhkan keahlian /
>skill yang bersifat informasional. Oleh karena itulah,
>maka manusia sadar bahwa berlakunya kembali hukum
>rimba yang bersifat fisikal tersebut harus dicegah
>dengan seperangkat set moralitas (norma dan hukum),
>dan ethics.
Maaf gue tidak sependapat, sepertinya hukum rimba msh berlaku hingga kini.
Semakin pandai otak manusia, maka semakin pandai dia mengemas hukum rimba sehingga tidak mudah dideteksi!
Otak identik dengan kecerdasan...tetapi tidak identik dengan kebijaksanaan!
Para tokoh antagonis yg membuat kacau kehidupan adalah orang2 yg penya kecerdasan diatas rata2!

>Melalui pengertian inilah maka bisa dikatakan bahwa
>manusia menciptakan nilai2 baru yang merupakan jalan
>tengah dari tarikan2 kodratnya dan interaksi dengan
>kealamiahan dengan alam sekitarnya. “Jalan Tengah” ini
>merupakan ‘kompromi’ dari tarikan2 kepentingan
>individu dan kelompok yang berbeda, dan juga
>keterbatasan resources alam.
Oh.. ini tho yg anda maksudkan jalan tengah....
Pemikiran ini bukan dilakaukan oleh org yg hanya cerdas saja, tetapi lbh tepat dikatakan 'bijak'.
Tetapi apakah filosofi ini sesederhana itu ?

>Di sisi lain, keterkembangan otak manusia menyebabkan
>manusia mampu berpikir tentang makna2 tentang
>kehidupannya. Ia mulai mendefinisikan kebahagiaan
>melampaui dari batasan2 fisik belaka. Hal ini wajar
>karena manusia adalah mahluk yang memiliki evolusi
>tahap lanjut dari otaknya dari sekedar refleksi
>sederhana menuju tingkat2 kesadaran (consciousness)
>yang lebih tinggi. Pada beberapa manusia yang
>advanced, maka taraf kesadarannya pun berkembang
>melampaui speciesnya pada umumnya. Inilah yang disebut
>sebagai pelaku2 spiritual/ nabi/ avatar yang telah
>mencapai pencerahan tertentu. Pencerahan disini
>diartikan sebagai melihat hidup ini dari tataran
>paradigma yg lebih tinggi.
Kalau yg ini gue ngikut lah....

Mereka inilah yang
>menemukan bahwa alam semesta ini terdapat hukum2
>keseimbangan yang begitu presisi mengatur berjalannya
>segala perubahan dan keteraturan. Khususnya pada kaum
>Taois, mereka melihat bahwa hidup ini terdiri dari dua
>tarikan primordial (stereotype) Yin dan Yang. Dengan
>memahami perubahan2 pada Yin dan Yang ini maka manusia
>akan mampu beradaptasi dengan alam sekitarnya. Agar
>mampu mensensor dan berinteraksi secara seimbang
>dengan tarikan2 Yin dan Yang tersebut , maka manusia
>perlu berjalan di Jalan Tengah, tidak ekstrim pada
>paham materi mapun pada paham rohani. Dalam kehidupan
>manusia membutuhkan keduanya.
gue juga ngikut kalau yg ini...
Tapi apakah semua pelaku spiritual memandang hidup sama persis satu dgn yg lainnya ?

>Jadi, Jalan Tengah adalah suatu filosofi yang berada
>pada tataran lebih tinggi untuk memandang dunia ini.
>Dari sini kita akan melihat bahwa Jalan Tengah lebih
>mengacu pada sebuah sikap mental dari pada sebuah
>aktualisasi tindakan.
Kalau yg ini memang terdengar masuk akal.
Tetapi implementasinya tetap berupa tindakan (real) bukan ?

>Filosofi Jalan Tengah ini merupakan inti dari metode
>dan ajaran Tao pada berikutnya. Untuk menuju evolusi
>kesadaran pada tingkat yg lebih tinggi, manusia
>memerlukan suatu reference point yang netral. Inilah
>yg disebut keseimbangan batin. Untuk menuju
>keseimbangan batin itu, maka pengolahan batin pun
>diperlukan melalui seperangkat ajaran, panduan dan
>metode. Apabila dituangkan dalam bentuk aplikasi, maka
>filosofi Jalan Tengah ini akan berupa anjuran untuk
>berpikir benar, berucap benar, bertindak benar,
>berlatih benar,dsb. Pad intinya adalah untuk
>mengembangkan pengendalian atas dirinya, welas asih,
>kebijaksanaan dan transformasi consciousness.

Berarti ini sudah masuk ke metode yah..?
Menurut gue... sepertinya sebutan 'jalan tengah' tidak cocok untuk mewakili: berpikir benar, bertindak benar dll
Kalau ada istilah benar disatu kutub, maka ada istilah salah dikutub lainnya.
Nah ditangah2nya berarti tidak benar dan tidak salah!
Ini logika paling sederhana. Kalau pilih berpikir benar, berarti dia leat jalan 'kanan' atau jalan 'kiri', sdh bukan tengah lagi !

>Dengan melalui seperangkat set panduan tersebut, maka
>manusia bisa bersikap ‘tengah’ terhadap dorongan2
>yin-yang : Id >< superego, impuls kebinatangan ><
>kemanusiaan, kepentingan pribadi >< kepentingan umum,
>dsb.

gue sedikit ngerti maksudnya, tetapi tetap saja, istilah 'tengah' rasa2nya kurang pas...


>Menurut psikologi Freudian, fungsi utama ego adalah
>untuk mengatur keseimbangan fungsi2 Id dan Superego
>dalam diri manusia. Id adalah dorongan2 alamiah sbg
>mahluk hidup, dan superego adalah nilai2 luhur.
>Manusia yang egonya berkembang dewasa, maka akan dapat
>menjembatani dorongan2 Id-Superego ini secara baik.
>Inilah yang disebut Egostrength. Seseorang yang
>memiliki egostrength kuat maka ia akan bisa bersikap
>realistis terhadap daya tarikan2 yang berbeda2 dari
>luar maupun dalam serta mampu memutuskan sikap dan
>perbuatan yang tepat secara dewasa. Orang yang
>egostrengthnya lemah akan hidup dalam fantasi2,
>wishful thinking serta tidak mampun mengelola impuls2
>yang masuk dari dunia sekitarnya maupun impuls2 dari
>internalnya.

Wah ini teorinya orang pinter, gue iyain aja....

>Misal:
>Dorongan Id seseorang yang lapar adalah megnambil
>sesuatu makanan untuk memuaskan rasa laparnya. Tapi
>apabila ia tahu bahwa makanan itu bukan miliknya, maka
>superegonya akan ‘melarangnya’ untuk mengambilnya
>(mencuri). Seseorang yang egostrengthnya berkembang,
>maka ia bisa menimbang2 tindakan apa yg tepat untuk
>dilakukan. Ia akan mampu *mengendalikan diri* dan
>*memilih* untuk lebih baik merasa lapar daripada
>mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

Itu contoh dari Freud apa dari anda:
Orang lapar tidak mau mencuri ada beberapa sebab antara lain:
1. Takut (dosa / hukum )
2. Harga diri / gengsi
3. Nrimo
4. Sadar diri

Semuanya mempunyai landasan pemikiran yg berbeda dan sudut pandang yg berbeda.

>Anda melihat bahwa manusia memiliki Id yang merupakan
>warisan dari kebinatangannya. Oleh karena itulah maka
>agama diperlukan sebagai sebuah media untuk menanamkan
>nilai2 pada superegonya guna menyeimbangkan dorongan2
>Id-nya. Agama yang baik akan juga memiliki metode
>untuk mengembangkan “Ego” seseorang tersebut sampai
>pada kondisi yang dewasa. Dan itu berarti adalah
>pelatihan pengendalian diri!

Maaf, gue tidak setuju dengan kesimpulan anda, agama yg baik. Sepertinya kita tidak fair menghakimi suatu agama.
anda boleh berpendapat begitu, itu hak anda, tetapi anda juga harus hargai pendapat orang lain. Ntar yah kalau kita bahas masalah metode pengembangan ego manusia!

>RELATIVISME MORAL
>Relativisme moral mengatakan bahwa tidak ada suatu
>patokan benar- salah dari sebuah perbuatan. Semua
>penilaian dikembalikan secara subyektif menurut
>kondisi situasional dari pribadi2 / kelompok yang
>bersangkutan. Mereka berpandangan bahwa hanya
>moralitas subyektif yang memiliki nilai2 otentik.
>Contoh filsuf aliran ini adalh Jean Paul Sartre.

>Di tataran TINGGI dalam ajaran Taoisme, memang
>diajarkan bahwa “baik-buruk” itu pun sebenarnya
>hanyalah label-label sementara dari persepsi manusia.
>Bahkan dunia realitas yang kita cerapi saat ini pun
>adalah hasil dari suatu proses persepsi belaka yang
>muncul dari keterbatasan panca indera + pikiran kita.
>Secara sederhana boleh dikatakan bahwa segala sesuatu
>itu merupakan ilusi belaka. Bahkan “Aku” ataupun “Ego”
>pun adalah ilusi belaka.

>Saya tahu bahwa anda sekalian belum pernah
>mendengarkan pandangan ini. Tapi itulah pandangan
>Mainstream Taoism pada tingkat tinggi. Saya perlu
>mengemukakan dan membuka sedikit mengenai hal itu
>karena tampaknya kalian mulai dengan sembarangan
>‘bermain-main’ dengan hal itu tanpa suatu persiapan
>dan pemahaman yg mencukupi.

yup, gue sependapat.... di tempat gue, kondisi 'mencukupi' sudah terlewati ketika seorang Taoyu 'disadarkan' adanya dimensi dan kekuatan lain yg kasat mata. Ini sdh lebih dari cukup dari dogma dan larangan apapun!
Mungkin anda tdk percaya bhw setelah Tao Ing, selama 1 th gue 'terpaksa' jadi orang suci!
Mungkin anda tidak percaya, bahwa seorang berandalan kawakan, setelah Tao Ing langsung bertobat!

>Perlu DIINGAT! Bahwa untuk menuju pada realisasi Tao
>tingkat tinggi itu (ie: wuwei), Taoisme TIDAK
>MENGAJARKAN RELATIVISME MORAL !! (berkebalikan dengan
>yg anda kira , bukan?)

Maaf gue tidak pernah mengira apapun tentang Taoisme.
Mengira2 metode perguruan lain bukan termasuk kurikulum ditempat kami.
Nanti kalau bahas soal moralitas baru bisa terbuka.

>Pemahaman dan realisasi seorang Taoist tentang
>kesunyataan justru muncul dari suatu pelatihan moral
>dan ethics dengan disiplin yang sangat ketat!
Ini sdh menyangkut metode, berbeda itu indah bukan ?
gue harap anda mau sedikit mendengar dengan jelas, uraian metode kami.

>Setelah ia mencapai/ merealisasi tahap kebijaksanaan
>tersebut (disebut Wu Tao), maka boleh dikatakan bahwa
>ia tidak lagi memiliki kemelekatan terhadap apapun,
>baik kemelekatan terhadap materi maupun kemelekatan
>terhadap konsep. Perlu diperhatikan disini bahwa tidak
>ada kemelekatan jangan disama artikan dengan tidak
>memiliki kebutuhan (untuk bertahan hidup).

>Teorinya begini: selama anda masih dalam suatu
>kemelekatan, maka ia akan terkurung dalam dualisme
>(yin-yang). Dan itu berarti bahwa seseorang tersebut
>belum terbebas dari batasan2 dimensi realitasnya. Dan
>oleh karena itu, maka ia tidak bisa tidak akan masih
>tetap terikat dan tunduk pada hukum2 alam baik yang
>alami maupun artifisial (norma, moral) buatan manusia.
>Oleh karena itulah maka sesepuh Tao menciptakan
>seperangkat latihan , dan ajaran untuk membimbing
>fisik dan batin manusia agar tidak saja bisa survive
>di dalam kehidupannya secara wajar , namun juga
>mengarahkan batinnya ke tingkatan kesadaran yg lebih
>tinggi. Jadi inilah Jalan Tengah, fisik dan rohani
>dua2nya dipentingkan, tidak menyiksa diri juga tidak
>enak2an. Dan seperangkat aturan ajaran tersebut
>menunjukkan bahwa Taoism tidaklah mengikuti
>relativisme moral.

Istilah gampangnya adalah mengikuti arus tetapi tidak terbawa arus.
anda sering bilang relativisme moral, tahukah anda bahwa itu bukan standard benar salah melainkan berhubungan dengan nilai diri ?
Contoh: Loyalitas, Satria dll.

>
>DISKUSI
>Bila seseorang hamil tapi bayi yang dikandungnya
>cacat. Apakah boleh digugurkan?

>Kalau menurut mainstream Taoism jelas bahwa membunuh
>adalah sesuatu yang tidak dianjurkan. Apabila anda
>bertekad untuk mencapai Tao dengan masuk kedalam
>ordinansi, tentu mau tak mau harus terikat dengan
>peraturan itu. Hal ini merupakan pilihan.
>Anda boleh juga hidup sebagai perumahtangga awam
>dimana aturan2 itu tidak mengikat secara moril,
>sehingga keputusan untuk menggugurkan itu adalah
>terserah dari pertimbangan anda yg lain. Point yg
>ingin saya sampaikan adalah: Taoism sudah memberikan
>sebuah panduan nilai2 luhur yg jelas, yaitu :
>menghindari pembunuhan. Menghindari pembunuhan bukan
>sekedar aturan yg tidak jelas, tetapi merupakan upaya
>latihan dalam rangka pengendalian diri dan
>pengembangan welas asih. Tapi pertimbangan2 tertentu
>pasti akan diberikan apabila situasi dan kondisinya
>tidak memungkinkan.

Maaf anda tidak menjawab pertanyaan !
Pertanyaannya jelas ada janin yg cacat, apakah digugurkan ataukah dilahirkan ?
Bagaimana hukum kebenarannya ?
Jawab yg tegas, jangan berputar-putar, ini poertanyaan singkat saja!


>Yang menjadi permasalahan dan pertanyaan saya kepada
>kalian adalah:
>Seandainya taoyu DSM tidak dipandu oleh seperangkan
>panduan moral yg tegas, lalu menghantamratakan bahwa
>semua umat bisa Wu sendiri. Lalu apakah yang akan
>terjadi?
anda salah besar, DSM penuh dengan standard moral tetapi tidakada kekangan (pribadi)
Bisa dicerna ?


>-Kalau seseorang membunuh orang lain karena alasan2
>kebenaran subyektif (ingat relativisme moral). Maka
>konsekwensinya anda tidak boleh menyalahkannya.
Anda salah besar!!!
Maaf sepertinya anda telah mendengar informasi yg keliru tentang ajaran kami. MOhon jangan diteruskan lagi.
Lebih baik diskusi dari dasar dulu.
anda menyimpulkan sesuatu tanpa dasar, itu bukan sikap yg bijak!


>-Kalau terjadi seorang taoyu melarikan / menggelapkan
>uang orang. Anda pun tidak boleh menyalahkannya,
>karena toh ia mempunyai alasan2 kebenaran yang
>subyektif, bukan?
Wah..wah.. maaf sebelumnya, anda bilang punya teman Taoyu ? Kenapa bisa salah kaprah begini ???!!!

>Kalau demikian halnya, maka pertanyaan saya:
>-Apakah artinya moralitas itu lagi bila setiap orang
>memiliki standar moralnya masing2 sesuka hati?
gue prihatin banget...
anda orang yg terpelajar dan berwawasan luas....
mohon jangan gegabah melontarkan pendapat.
selidiki dulu kekenarannya.
Tapi tdk apa... kita bahas dari dasar
gue yakin anda punya hati yg baik dan pasti bisa mengerti arah perguruan kami!

>(bukankah sudah kita bahas dimuka bahwa moral adalah
>produk kompromi dari sekelompok manusia utk
>melestarikan spesiesnya)


>-Bagaimanakah anda mendidik anak2 anda bila anda
>sendiri menganut nilai2 moral yang permissive?
>- Apabila setiap orang memiliki nilai
>moralitasnya masing2 yg subjective apakah tidak akan
>ribut dan bertengkar satu dengan yg lain? Apakah
>'kebebasan' itu membuat anda bebas?

gue ngerti, ini salah paham yg dangat fatal....
wah.. gawat nih....
kog bisa ada yg sebarkan ajaran DSM semacam ini....
sorri kalau gue telah ngomong agak pedes....
gue maklum sekarang...
gue ngerti kondisi anda...
ntar yah... kita bahas sampai tuntas..tas..tas..he..he..he..

Percaya ama gue, di DSM standard moral sangat ketat...


Thx,
prince

[ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ]

Replies:
Subject Author Date
Re: Sekarang gue ngerti !!!!!MasE10:06:48 10/04/05 Tue


Post a message:
This forum requires an account to post.
[ Create Account ]
[ Login ]
[ Contact Forum Admin ]


Forum timezone: GMT+7
VF Version: 3.00b, ConfDB:
Before posting please read our privacy policy.
VoyForums(tm) is a Free Service from Voyager Info-Systems.
Copyright © 1998-2019 Voyager Info-Systems. All Rights Reserved.