VoyForums
[ Show ]
Support VoyForums
[ Shrink ]
VoyForums Announcement: Programming and providing support for this service has been a labor of love since 1997. We are one of the few services online who values our users' privacy, and have never sold your information. We have even fought hard to defend your privacy in legal cases; however, we've done it with almost no financial support -- paying out of pocket to continue providing the service. Due to the issues imposed on us by advertisers, we also stopped hosting most ads on the forums many years ago. We hope you appreciate our efforts.

Show your support by donating any amount. (Note: We are still technically a for-profit company, so your contribution is not tax-deductible.) PayPal Acct: Feedback:

Donate to VoyForums (PayPal):

Login ] [ Contact Forum Admin ] [ Main index ] [ Post a new message ] [ Search | Check update time | Archives: [1] ]


[ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ]

Date Posted: 11:32:36 11/19/03 Wed
Author: Adinda dan Maru
Subject: Kesunyian Hati Sita - Novel Bab VII - Epilog (Selesai)

BAB VII

EPILOG

Putri duduk disamping sebuah tempat tidur Putrih yang ditiduri oleh seseorang yang dicintainya sepenuh hati. Beberapa selang infus menghiasai tangan dan wajah seorang yang terbujur kaku dengan mata terpejam. Putri Mencium lengan orang yang sangat dikasihinya.

Sementara, dalam keheningan dan kesunyian di sebuah alam sana, Sita berusaha sekuat tenaga mengumpulkan ingatannya. Ia ingin sekali melakukan sesuatu, namun ia merasa lemah dan tidak berdaya, tidak mampu bergerak dan menoleh, Ia hanya ingat ketika sebuah container tiba-tiba telah berada dihadapannya, seketika menabrak tubuh Goldy dari depan dengan keras dan cukup membuat mobilnya berputar dua kali 180 derajat, menghantam sebuah pohon besar ditepi jalan, dan setelah itu, ia pun tidak sadarkan diri.

Saat itu Ia berusaha datang ke pesta pernikahan Putri sendiri, awalnya dia ingin meminta bantuan Maru mengantarkannya, namun niat itu dia urungkan, lalu meminta elman, yang juga pada akhirnya dia batalkan, Ia pun pergi sendiri.

Dalam perjalanan, seluruh kenangan berputar kembali dalam ingatannya, Kisah kasih cintanya bersama Putri, telah membuatnya menjadi seperti ini, posisi yang sangat sulit dia terima. Sita teringat ketika suatu kali mereka menumpahkan seluruh hasrat dan cinta mereka di kamar Putri, ketika itu mereka merasa ingin meraih sesuatu yang selama ini jarang mereka raih, Sita teringat leher jenjang Putri yang kerap ia jelajahi, telinga Putri yang selalu dia bisikan kata-kata kasih cinta mereka. Saat itu Putri begitu pasrah menyerahkannya kepada Sita, dan Sita merasa ingin menjadi lebih superior dengan berada diatas Putri. Eksplorasinya kali ini begitu lembut namun penuh dengan kekuatan cintanya, Kecupan-kecupan yang Sita berikan untuk Putri membuat Putri merasa melayang, hilang akan kesadaran dirinya, semua begitu manis, dan begitu dalam dirasakannya, semakin berkelanjutan, semakin mereka tidak ingin menghentikannya. Pada setiap kecupan, setiap sentuhan mereka menginginkan sesuatu yang lebih, mereka semakin merapatkan tubuh mereka merasakan kehangatan yang membakar hasrat cinta mereka. Sita mengukirnya pada tubuh Sita dengan bibirnya, jemarinya menari diatas kulit Putri, dan lidahnya tidak ingin ketinggalan untuk turut menari mengikuti irama desah nafas yang mereka padukan bersama malam itu, melahirkan sebuah keindahan yang membuat mereka tidak ingin terpisahkan satu sama lainnya.

Keinginan akan sebuah pemenuhan hasrat semakin terbang jauh meninggi, menyentuh pelepasan dan peledakan sempurna atas sebuah rasa dan seandainya mereka tidak meraihnya seolah mereka akan hancur, Dan ketika Sita mendengarkan desah nafas Putri yang tertahan, seluruh perasaan cintanya terus memburunya untuk memberikan kebahagiaan untuk Putri, terus memacu dirinya, untuk mengantarkan Putri kepada sebuah awan, pada sebuah ketinggian dan pada sebuah kedamaian, terus bertahan, hingga pada akhirnya ia merasakan tubuh Putri bergetar dan melepaskan seluruh nafasnya yang tertahan “ oh honey..sudah..sudah..cukup” dan Sita pun memperlambat iramanya dan menghentikannya perlahan. Ia kecup wajah Putri, dan membantu Putri mengatur nafasnya kembali, Sita memijit daerah yang mungkin Putri merasa kelelahan. “Ada apa Putri, aku menyakiti kamu ?” Tanya Sita, berusaha mencari tau. Namun Sita hanya melihat wajah Putri yang masih terpejam itu memberikannya senyuman.. ”Aku sayang kamu!” ujar Putri sambil kemudian memeluk Sita erat-erat. “Kenapa Putri !” Tanya Sita khawatir. “Kamu pandai malam ini!” jawab Putri. “lalu?” Tanya Sita masih tidak mengerti ‘Aku sudah sampai..” Jawab Putri malu-malu. Dan saat itu Sita merasakan keindahannya sendiri, kebahagiaan membawa Putri kepada sebuah kedamaian sebuah pencapaian, pemenuhan sebuah hasrat. Ia pun menyelimuti Putri dengan penuh kasih sayang, dan kembali memeluknya dan tertidur dalam kedamaian yang telah mereka ciptakan malam itu.

Dan Sita tidak menyadari pada tikungan dua arah, diseberang sana ada container yang berjalan dengan kecepatan rata-rata, berusaha mengambil haluan untuk berbelok, namun tidak dapat dihndari, kedua kendaraan itu sama-sama terkaget-kaget dan benturan itu tidak lagi dapat dihindari.

Ketika Balai sudirman begitu meriah dengan pesta pernikahan Putri, Sita berkutat dengan rasa perih dan pedih fisik dan bathinnya, berkecamuk..berperang melawan dan memperjuangkan hidupnya, memperjuangkan cintanya untuk Putri, berusaha bertahan untuk dapat memiliki kesempatan mewujudkan seluruh impiannya bersama Putri, ia ingin hadir menunjukkan kekuatannya, namun mobil Putrih yang membawanya kali ini tidak mengantarkannya ke Balai sudirman.

Saat ini ia merasa sangat tidak berdaya, ia dapat merasakan kehadiran Putri disisinya, namun ia tidak berdaya mengumpulkan serpihan-serpihan kekuatan dalam alam pikirannya yang telah porak poranda, seperti porak-porandanya bagian dalam tubuhnya karena kecelakaan ini.

Putri tidak lagi perduli akan orang-orang disekelilingnya, yang merasa heran akan dirinya yang tidak juga beranjak dari sisi tempat tidur itu. Ia hanya menatap tanpa mampu berkata apa-apa. Menatap wajah seorang yang dikasihinya. Ia hanya perduli akan Sita. Sita yang tidak berdaya saat ini. Kalaupun ada kesempatan yang diberikan untuknya dia akan menghabiskan waktunya bersama Sita, merawatnya dan melakukan apa saja untuk Sita, Begitu banyak yang terucap dalam hatinya untuk Sita dan Putri yakin Sita akan mendengarnya.

Namun diseberang belahan alam yang lain, Sita sedang meregang nyawanya, mempertahankan haknya sebagai manusia yang memiliki kebebasan sekaligus sebagai manusia yang tiada lagi berdaya dan menjadi seorang Hamba dihadapan Tuhannya. Sita ingin meraih Putri dalam dekapannya, namun dia hanya mampu mengalirkan butir-butir air di kedua sudut matanya. Ia hanya ingat bahwa ia mencintai Putri, dan akan terus mencintainya, meski saat ini ia hanya memiliki nyawanya, tanpa mampu meraih jasadnya sendiri…



SELESAI

[ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ]

[ Contact Forum Admin ]


Forum timezone: GMT-8
VF Version: 3.00b, ConfDB:
Before posting please read our privacy policy.
VoyForums(tm) is a Free Service from Voyager Info-Systems.
Copyright © 1998-2019 Voyager Info-Systems. All Rights Reserved.